Konsultasi Syariah dan Fiqih (KASYAF) Kita Dilarang Menginginkan Mengharapkan Memohon Kematian Kecuali Dalam Hal yang Diperbolehkan


⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰

🇮 🇳 🇬 🇮 🇳  🇲 🇦 🇹 🇮 

⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰⛰

#⃣ #broadcastquantumfiqih
No.: KS/3/XI/19/QUFI
Topik: 1⃣ _Konsultasi Syariah & Fiqih (KASYAF)_
Rubrik: _quantumfiqihaqidah_

🇧‌🇨‌🇶‌🇺‌🇫‌🇮‌

Konsultasi Syariah & Fiqih No. *331 - Ingin Mati*
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Pertanyaan_
Assalammualaikum 
🚀 Ustadz, semoga ustadz selalu dalam lindungan Allah Swt beserta keluarga dan sellu di berikan kesehatan amin. Saya mau bertanya ustadz, apakah kita salah apabila merindukan kematian?

📝 Ditanyakan oleh Bapak *K. Wijaya* (+62 856-9138-6952) dari Bekasi pada _14 Nopember 2019_

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
_Jawaban_
Wa’alaikumussalam
🎩 Waduh, Pak Wijaya, kenapa sampai ingin mati Pak? Sabar Pak, sabar. Tenang. Hidup ini masih indah asalkan kita selalu berada dalam lindungan Allah. Kita dilarang merindukan kematian. Kita hanya boleh merindukan kematian apabila fitnah terhadap keagamaan kita sangat dahsyat. Seberat apapun musibah dunia yang kita alami bukan alasan dibenarkannya kita mengangankan apalagi meminta kematian kepada Allah Al-Qadir. Kalau bunuh diri sih sudah jelas-jelas haram dan termasuk al-kabair (dosa besar).

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَلاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ المَوْتَ: إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَإِمَّا مُسِيئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ
📜 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _“Janganlah salah seorang diantara kalian mengharapkan kematian. Jika dia orang baik, semoga saja bisa menambah amal kebaikannya. Dan jika dia orang yang buruk (akhlaknya), semoga bisa menjadikannya bertaubat.”_ *[Shahih Al-Bukhari no. 7235; Shahih Muslim no. 2682]*

📜 Dalam riwayat lain, Nabi bersabda,
لا يَتمنَّينَّ أحدُكمُ الموتَ مِن ضُرٍّ أصابَهُ ، فإن كانَ لا بدَّ فاعِلًا ، فليقُلْ اللَّهُمَّ أحيِني ما كانتِ الحياةُ خَيرًا لي ، وتوفَّني إذا كانتِ الوفاةُ خَيرًا لي
_“Janganlah kalian menginginkan mati karena suatu bahaya yang menimpanya. Jika memang ia benar-benar ingin melakukannya, maka katakanlah, ‘Ya Allah hidupkan aku jika memang hidup itu lebih baik untukku. dan matikanlah aku jika memang mati itu baik untukku’.”_ *[Shahih Al Bukhari no. 5671]* 

📜 Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ، وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ، إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا
_“Janganlah seseorang mengharapkan kematian dan janganlah meminta mati sebelum datang waktunya. Karena orang mati itu amalnya akan terputus, sedangkan umur seorang mukmin tidaklah bertambah melainkan akan menambah kebaikan.”_ *[Shahih Muslim no. 2682]*

📒 Syekh Abul Hasan As-Sindi menjelaskan,
 اما يكون محسنا فليس له أن يتمنى فإنه لعله يزداد خيرا بالحياة وأما مسيئا فكذلك ليس له أن يتمنى فإنه لعله أن يستعتب أي يرجع عن الإساءة ويطلب رضا الله تعالى بالتوبة 
“Ada kalanya dia adalah seorang yang berbuat baik, maka tidak berhak baginya berharap untuk mati, barang kali kebaikannya akan bertambah jika ia hidup, dan ada kalanya dia orang yang berbuat keburukan, begitu pula tidak berhak baginya berharap untuk mati, barang kali ia tobat atau berhenti dari perbuatan buruk itu dan meminta keridhaan Allah dengan bertaubat,” *[Hâsyiyah As-Sindi ‘alâ An-Nasâ`i, [Maktabah Al-Mathbû’ah Al-Islâmiyyah], 4/2]*

📜 Dari Jabir bin Abdullah radhillahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لا تَمَنَّوْا الْمَوْتَ ، فَإِنَّ هَوْلَ الْمَطَّلَع شَدِيدٌ ، وَإِنَّ مِنْ السَّعَادَةِ أَنْ يَطُولَ عُمْرُ الْعَبْدِ وَيَرْزُقَهُ اللَّهُ الإِنَابَةَ 
_“Jangan berangan-angan kematian, karena kegentingan sangat mengerikan. Sesungguhnya diantara kebahagiaan seorang hamba adalah berumur panjang dan dikarunia taubat kepada Allah.”_ *[Musnad Ahmad]*

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَمُرَّ الرَّجُلُ بِقَبْرِ الرَّجُلِ ، فَيَقُولُ : يَا لَيْتَنِي مَكَانَهُ
📜 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, _“Tidaklah terjadi kiamat hingga ketika seseorang melewati kuburan orang lain ia akan berkata, “Duh seandainya saya berada di tempatnya.”_ *[Shahih Al-Bukhari no. 7115; Shahih Muslim no. 157]*

📒 Syaikh Nashiruddin menjelaskan, “Makna hadits ini, orang tersebut menginginkan mati bukan karena agama dan bukan karena ingin mendekatkan diri kepada Allah dan karena rindu kepada-Nya. Ia mengatakan demikian karena merasakan cobaan dan ujian yang berat dalam perkara dunia”... Ibnu Hajar Al-Asqalani berkata, “Pendapat bolehnya menginginkan mati jika khawatir akan rusaknya agama dikuatkan oleh sejumlah salaf. An Nawawi berkata, ‘hal tersebut sama sekali tidak dibenci, bahkan melakukannya termasuk mencontoh akhlak para salaf, diantaranya Umar bin Al-Khaththab..'” *[Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, 2/121]*

📒 Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad menguraikan, 
 ويُكره تمني الموت، والدعاء به، لضر ينزل بالإنسان، من مرض أوفقر أو نحو ذالك من شدائد الدنيا فإن خاف فتنة في دينه جاز له تمنيه، وربما نُدِبَ   
“Adalah makruh (tidak disukai) mengharapkan mati atau berdoa memohon kematian disebabkan penderitaan yang menimpa seseorang, seperti penyakit, kemiskinan, dan hal-hal semacam itu yang merupakan kesengsaraan dunia. Namun jika ia merasa takut hal itu akan menjadi fitnah (godaan berat) terhadap agamanya, maka hal itu diperbolehkan, dan terkadang malah dianjurkan.” *[Sabîl Al-Iddikâr wa Al-I’tibâr bimâ Yamurru bi Al-Insân wa Yanqadhi Lahu min Al-A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal. 58)]*

📂 Secara lengkap, ada enam kondisi dimana kita diperbolehkan mengangankan kematian,

1⃣ *Pertama*, diriwayatkan Malik dari Said bin Musayyab beliau berkata, ketika Umar bin Al-Khaththab kembali dari Mina, tinggal di Abthah kemudian mengumpulkan tumpukan di Bath-ha` dan melepas selendang kemudian terlentang sambil menjulurkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa,
اللَّهُمَّ كَبِرَتْ سِنِّي ، وَضَعُفَتْ قُوَّتِي ، وَانْتَشَرَتْ رَعِيَّتِي ، فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مُضَيِّعٍ وَلا مُفَرِّطٍ
“Ya Allah usiaku telah tua, lemah kekuatanku, rakyatku telah tersebar, maka tolong cabut diriku (menghadap kepada-Mu) tanpa sia-sia dan melampaui batas.” Said berkomentar, tidak lama setelah bulan Dzul Hijjah, sampai Umar radhiyallahu ‘anhu terbunuh.

🧮 Menurut Imam Zainuddin Al-‘Irâqi doa ini termasuk memohon kematian karena faktor agama sebab ketika menyadari kekuatan fisik, usia, dan luasnya wilayah di bawah pemerintahannya maka Sayyidina Umar khawatir tak dapat melaksanakan tugas dengan maksimal sehingga urusan rakyat ada yang terbengkalai dan hak-hak mereka ada yang tak tertunaikan. Doa ini merupakan wujud tanggung jawab beliau di hadapan Allah atas amanah yang diemban.  Dijelaskan oleh As-Sindi,
 وَلَا يُكْرَهُ التَّمَنِّي لِخَوْفٍ فِي دِيْنِهِ مِنْ فَسَادٍ 
“Dan tidak makruh meminta mati karena takut agamanya rusak,” *[Hâsyiyatus Sindi ‘alâ An-Nasâ`i, [Maktabah al-Mathbû’ah al-Islâmiyyah], 4/2]*

2⃣ *Kedua*, Sayyidah Maryam pernah berharap, _“Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.”_ *[QS Maryam: 23)]* Perkataan ini diucapkan Maryam ketika merasakan sakit hendak melahirkan Nabi Isa. Menurut Imam Al-Jashshash dalam Ahkâm Al-Quran, Maryam berkata demikian karena beliau mengerti bahwa setelah Nabi Isa lahir tanpa ayah tentu masyarakat akan menuduhnya telah berbuat zina di mana tuduhan itu tentu akan dimintakan pertanggungjawaban di hadapan Allah. Karena itu Maryam mengharap kematian agar ia tidak menjadi sebab masyarakat berbuat dosa kepada Allah dengan menuduhnya berzina.

3⃣ *Ketiga*, banyak ulama salaf yang memiliki derajat agung di sisi Allah mengharap kematian karena khawatir ibadah dan derajatnya di sisi Allah diketahui oleh orang lain. Menurut Imam Zainuddin Al-‘Iraqi dalam Tharh At-Tastrîb, hal ini termasuk mengharap kematian karena menjaga agama sebab mereka khawatir bila amal ibadah mereka telah dikenal orang banyak bisa mendatangkan sifat riya, ujub dan lain-lain yang bisa menghancurkan jerih payah amal mereka sekian lama.

4⃣ *Keempat*, mengharap kematian karena kepentingan Akhirat seperti mengharapkan bisa meninggal dalam kondisi syahid. Hal ini dianjurkan sebagaimana keterangan Imam Khathîb Asy-Syirbini dalam Mughnî Al-Muhtaj. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي مَا قَعَدْتُ خَلْفَ سَرِيَّةٍ ، وَلَوَدِدْتُ أَنِّي أُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ ، ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ (متفق عليه)
_“Kalau sekiranya tidak memberatkan kepada umatku, maka aku tidak akan pernah meninggalkan dibelakang peperangan. Saya ingin terbunuh di jalan Allah kemudian dihidupkan kemudian dibunuh lagi, kemudian dihidupkan kemudian dibunuh.”_ *[Muttafaq ‘alaihi]*

5⃣ *Kelima*, berharap meninggal dan dikubur di tempat mulia seperti Makkah, Madinah, Baitul Maqdis. Hal ini dianjurkan sebagaimana keterangan Imam Al-Adzra’i dan Imam An-Nawawi dalam Al-Majmu’. Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dalam Tuhfah Al-Muhtâj juga membolehkan mengharap meninggal dan dikubur di dekat orang-orang shalih walau bukan tiga tempat di atas. Memang mengubur jenazah sebaiknya di pemakaman yang banyak berisi orang-orang saleh agar mendapat barakah dari mereka seperti keterangan Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ dan Imam Ibnu Qudâmah dalam Al-Mughni.

6⃣ *Keenam*, mengharap kematian karena sangat rindu ‘bertemu’ dengan Allah, Rasulullah, dan para kekasih-Nya. Hal ini dianjurkan sebagaimana keterangan Imam Ibnu Hajar Al-Haitami dan Imam Ali Asy-Syibrâmalisi.  Allah Al-Hamid berfirman, _“Katakanlah (Muhammad), ‘Wahai orang-orang yahudi! Jika kamu mengira bahwa kamulah kekasih Allah, bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu jika kamu orang yang benar.”_ *[QS Al-Jumu’ah : 6]* 

📚 Dalam Lathâ`if Al-Ma’arif diterangkan, ayat ini menjelaskan bahwa para wali Allah tidak membenci kematian bahkan mereka sangat mengharapkannya. Rindu kepada Allah hanyalah bisa dirasakan oleh orang yang senantiasa taat kepada-Nya. Orang yang senantiasa taat akan selalu merasa nyaman (isti`nas) dengan Tuhannya dan selanjutnya selalu rindu untuk segera ‘bertemu’ dengan-Nya. Sahabat Abu Darda` pernah mengatakan, “Aku cinta kematian karena aku rindu pada Tuhanku.”  

✅ Demikian juga banyak sahabat yang setelah Rasulullah meninggal hanya berharap agar segera bisa berjumpa dengan Rasulullah. Bahkan Nabi Yusuf sendiri pernah berdoa, _“Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang shalih.”_ *[QS Yusuf: 101]*. Dalam penjelasan ayat ini Al-Imam Qatadah mengatakan, “Tidak ada seorangpun yang mengharap kematian kecuali Yusuf. Ketika nikmat-nikmat baginya telah sempurna dan segala (kelaurga) yang tercerai berai telah berhasil disatukan maka ia sangat ingin untuk bertemu dengan Tuhannya.”

📝 Dijawab oleh *UBER* (Ustadz H. Brilly El-Rasheed, S.Pd.)
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
⚠ Jangan lupa simpan nomor ini dengan nama *KONSULTASI SYARIAH* agar bisa mendapatkan broadcast whatsapp dan tidak terlewat. Karena _jika nomor ini tidak disave di daftar kontak di smartphone Anda, maka akan tidak bisa mendapatkan broadcast._

📺 Follow aneka medsos kami di kontakk.com/@quantumfiqih


❤ Diantara donatur yang telah menitipkan amanah infaq untuk Sanlat ini untuk dibawa tsawab/pahalanya oleh anak-anak yatim lalu diterima oleh donatur di Surga,
1 - Hamba Allah (I. K.) Jember Rp 300.000,-
2 - Sri Dayani, dkk. Jakarta Rp 1.000.000,-
3 - Widyanti Surabaya Rp 500.000,-
4 - M. J. Surabaya Rp 2.000.000,-
5 - Dwi Yulian, dkk. Surabaya Rp 200.000,-
6 - Hj. Sri Sumartini Sidoarjo Rp 500.000,-
7 - Hj. Iis Sumiarsih Lamongan Rp 1.000.000,-
8 - Hamba Allah (I. K.) Jember Rp 300.000,-
9 - Widyanti Surabaya Rp 500.000,-
10 - Hamba Allah (M. H. S.) Rp 300.000,-
11 - *ANDA BERIKUTNYA*

🎪 Laporan keuangan (pemasukan & pengeluaran) bisa disimak di bit.ly/keuangansanlatyatim

🏵 Sebagai informasi, seperti tertera dalam proposal, bahwa dibutuhkan dana Rp 10.414.000,- setiap penyelenggaraan Sanlat Yatim ini. Andai tidak tercukupi kebutuhan dana tersebut, Sanlat Yatim tetap kami selenggarakan dan kami lakukan penghematan/efisiensi. Yang terpenting adalah kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan, anak yatim mendapatkan buku modul dan uang saku Rp 50.000,- serta makan lezat tiga kali.

👑 Segala informasi tentang Sanlat ini dapat disimak di bit.ly/officialponpesyasma

🎒 Buku MADINAH (Modul Akhlaq-Dzikir-Ibadah Plus Nasihat & Hikmah) yang dikaji oleh santri bersama asatidz dapat diunduh di bit.ly/bukumodulakhlaqdzikiribadah

Komentar